Tanjung Harap

Senin (29/2), 19 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) MEDAN lakukan penyuluhan pertanian di Balai Desa Tanjung Harap Kecamatan Serba Jadi Serdang Bedagai, kegiatan  yang merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat dari sivitas STIPAP Medan tersebut mengangkat tema “Memperkuat Perkebunan Rakyat Berorientasi Bisnis”

“Penyuluhan ini merupakan kegiatan akhir yang langsung menyentuh masyarakat dari Program Pengabdian Masyarakat yang sedang dilaksanakan mahasiswa STIPAP MEDAN sejak  15 februari hingga 2 maret 2016 “ ungkap moderator M. Nurdin Hasanah, membuka acara.

Bertindak sebagai salah satu pemateri pada penyuluhan tersebut Andi Sulaiman Nasution menjelaskan banyak hal mengenai pembudidayaan tanaman kelapa sawit dan karet yang dimulai dari pengenalan bahan tanaman, kondisi lahan penanaman, potensi produksi, pembibitan, sistem/prosedur tanam, pemeliharaan tanaman, pemupukan, hama /penyakit tanaman hingga ke kriteria panen terbaik pada tanaman kelapa sawit dan karet.

Peserta penyuluhan tidak hanya diikuti warga Desa Tanjung Harap, dua desa lainnya yang menjadi lokasi mahasiswa STIPAP MEDAN melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat di Kecamatan Serba Jadi yakni Desa Kuala Bali dan Desa Bajohom juga turut hadir pada kegiatan tersebut

Antusias warga terhadap penyuluhan yang  memang sangat dibutuhkan petani mandiri terutama petani kelapa sawit cukup baik, apalagi ditengah tengah kondisi produksi panen kelapa sawit yang rendah (trek) dan berkepenjangan seperti yang terjadi dalam kurun waktu 2015 hingga awal tahun 2016 ini.

Mashuri warga Desa Tanjung Harap sempat mengungkapkan keluhannya akan sulitnya petani mandiri memperoleh bibit kelapa sawit  terbaik dari perusahaan-perusahan penyedia bibit meski telah datang langsung, sehingga memaksa petani untuk tetap menggunakan bibit palsu atau dengan istilah umum disebut bibit mariles  mengakibatkan rendahnya produksi panen, tanaman  rentan terhadap hama penyakit  dan meningkatnya biaya produksi.

Menanggapi keluhan warga,sebagai pemateri dari  STIPAP - MEDAN Bagus Anggara mengatakan bahwa pihaknya berjanji akan menjembatani kebutuhan bibit terbaik bagi petani sawit mandiri di kecamatan Serba Jadi kepada perusahaan penyedia bibit kelapa sawit di kota Medan.

Sementara untuk mengatasi gangguan hama ulat api dan penyakit patah batang pada tanaman kelapa sawit seperti yang ditanyakan Suparno petani sawit mandiri asal Desa Bajohom, Bagus memberikan penjelasan dengan memaparkan  siklus hidup  ulat api dan jamur Ganordema boninense  penyebab penyakit patah batang tanaman kelapa sawit.

“petani sawit hanya harus memutuskan mata rantai siklus hidup hama dan penyakit tersebut misalnya untuk mengatasi ulat api petani bisa mencari dan memusnahkan  kokon ulat api yang umumnya berada di piringan tanaman kelapa sawit, berbentuk bulat, berwarna kecolakatan dan berukuran sebesar biji kacang hijau “ ujar Bayu

Dalam kegiatan tersebut Aulia Rahman Lubis, ketua tim Program Pengabdian Masyarakat menjelaskan bahwa tujuan dari penyuluhan ini adalah agar pengetahuan tentang budidaya tanaman kelapa sawit dan karet yang kami pelajari dari perkuliahan dapat juga direalisasikan masyarakat untuk memaksimalkan pendapatan petani sawit mandiri.

Pada akhir kegiatan penyuluhan Kepala Desa Tanjung Harap, Ahmad Zain Nasution juga mengungkapkan harapannya  kepada masyarakat  agar ilmu yang disampaikan mahsiswa-mahasiswa STIPAP-MEDAN ini dapat  benar - benar diterapkan dalam rangka peningkatan hasil produksi kelapa sawit dan karet di daerah masing-masing